SEKSI Hubungan Antar Agama & Kemasyarakatan (HAAK) Gereja Santo Thomas Rasul, Paroki Bojong Indah, Jakarta Barat pada Hari Sabtu 14 Desember 2019 di Auditorium Gedung Karya Pastoral (GKP) Lantai 4 mengadakan Seminar “PERAN & KONTRIBUSI  ETNIS TIONGHOA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA” dengan narasumber Ir. AZMI ABUBAKAR.

 

Azmi Abubakar adalah Pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa & Dewan Pakar Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI),  berdarah Aceh, aktivis ’98 dan pejuang sejarah.  Azmi berjuang memberikan pengetahuan kepada generasi tua dan muda tentang sejarah Indonesia.

 

Museum Pustaka Peranakan Tionghoa adalah museum yang berdiri pada pertengahan November 2011.  Peristiwa ’98 Mei 1998 menyentuh hati Azmi untuk membangun museum tersebut.  Museum tersebut berupa ruko beerlantai dua berisi koleksi tiga puluh lima ribu buku, dokumen, koran, foto dan segala benda bertema Tionghoa yang dikumpulkan Azmi.

 

Tanggal 16 November 2019 pada Rakernas Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) di Semarang, diadakan acara pemberian nama Tionghoa kepada Azmi Abubakar.

Azmi resmi diterima sebagai suku Tionghoa marga Liem dengan nama Liem Shi Ming yang artinya “Menerangi Dunia”.

 

TAHUKAH ANDA BAHWA :

–  Tiong Hoa Hwee Kwan (THHK) adalah sekolah modern pertama di Indonesia.  Berdiri tahun 1901.  Sekarang dikenal dengan sebutan PAHOA.

–  Pada masa penjajahan Belanda, pemimpin perang terbesar (1740 – 1743) di Pulau Jawa adalah orang Tionghoa yang bernama Kapiten Sepanjang.

–  Media SIN PO merupakan surat kabar pertama yang menyiarkan lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman, ketika media lain tidak berani memuat lagu kebangsaan Indonesia tersebut.

–  W.R. Supratman adalah wartawan Sin Po yang menciptakan lagu Indonesia Raya.

–  Ada peran amat besar dari etnis Tionghoa dalam mendirikan ITB dan UNDIP yang selama ini tak tersiar atau disembunyikan.

–  Laksamana John Lie adalah pahlawan nasional asal etnis Tionghoa.  Museum Pustaka Peranakan Tionghoa memiliki ribuan dokumen tentang John Lie.

 

Acara seminar dimulai  sekitar pukul  09.30 WIB, dan sebelum acara dimulai untuk menunggu waktu, para hadirin dihibur dengan lagu-lagu instrumental berirama mandarin yang dibawakan oleh  Rosalina dan Lidya.  Rosalina dari Sahora memainkan alat musik ‘Erhu’ dan Lidya dari MBK memainkan  alat musik ‘Kecapi’.

Seminar dibuka dengan Doa Pembuka oleh RD. FX. Suherman. Sebebum Romo Suherman memberikan kata sambutannya, terlebih dahulu dinyanyikan Lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Theresia Purba, SH, MH.  Sebagai Pembawa Acara, Victor dari OMK Sathora dan sebagai moderator seminar ini  Winata Setiawan.  Acara selesai sekitar pukul 12.30 WIB, ditutup dengan pemberian Tanda Terima Kasih kepada narasumber Azmi Abubakar oleh Ketua HAAK Sathora, Petrus Eddy Soesanto Herman dan acara ditutup dengan berfoto bersama.***  (Marito)

 

Foto-foto yang lain dapat   dilihat / klik disini