Relikwi Jantung St. Kamilus yang sudah berusia 405 tahun berkunjung ke Indonesia. Lawatan ke negara kita ini terlaksana sehubungan dengan ulang tahun ke 10 karya misi Ordo Kamilian di Indonesia

Relikwi tengah didupai dalam Misa.  Foto Bill

Setelah mendaftar melalui daring, penulis berkesempatan mengikuti misa dan seminar di gereja St. Matias Rasul, Kosambi Baru, Kamis 25 April 2019. Ini benar-benar kesempatan yang sangat langka bagi umat Katolik Indonesia, terutama bagi penulis.

Misa dimulai pk. 05.45 pagi. Setelah misa selesai, umat antri untuk mengikuti venerasi atau penghormatan kepada St.Kamilus.

Panitia sebelumnya telah menyiapkan saputangan bagi umat yang akan mengikuti venerasi. Lalu saputangan tersebut ditempelkan pada kotak kaca relikwi sambil berdoa.

“Di kemudian hari, saputangan dari venerasi ini bisa ditempelkan ke bagian badan yang menderita sakit sambil memohon penyembuhan.” Begitu pesan panitia.

Saputangan untuk venerasi. foto Bill

Setelah mengikuti venerasi, umat yang hendak mengikuti seminar dipersilahkan pergi ke aula lantai dua.

Pater Suparman Andi, MI sebagai nara sumber menguraikan riwayat hidup St. Kamilus dan sejarah berdirinya Ordo Kamilian.

St. Kamilus de Lellis, lahir di Bukhianiko, Italia, 25 Mei 1550. Masa mudanya dilaluinya dengan kebiasaan berjudi dan ia adalah prajurit yang keras kepala.

Syukurlah, Kamilus bertobat dan menjadi seorang Imam yang mengabdikan seluruh hidupnya dengan melayani orang-orang sakit. Pada tahun 1586, ia mendirikan Ordo Para Pelayan Orang Sakit (Ordine dei Ministri degli Infermi-MI) atau sering disebut Ordo Kamilian.

Kamilus wafat pada tanggal 14 Juli 1614 di Roma. Gereja kemudian mengangkatnya sebagai Santo Pelindung orang sakit, para dokter, perawat, dan rumah sakit. Pesta St. Kamilus dirayakan setiap tanggal 14 Juli.

“Menjadi Kristus bagi orang sakit dan melayani Kristus dalam diri orang sakit.” Demikian spirit yang diwariskan kepada ordonya.

Kepada para anggota Ordo Religius ini, Kamilus selalu berpesan, “Letakkanlah lebih banyak hati di tanganmu.”

“Seyogyanya spiritualitas ini juga menjiwai kehidupan berkeluarga, menggereja, dan bermasyarakat.” pesan Pater Suparman.

Pater Suparman sehari-harinya bertugas sebagai dosen di Sekolah Tinggi Filsafat Maumere. Ia menyampaikan rencananya bahwa Ordo Kamilian Indonesia akan mendirikan komunitas Awam Kamilian. Saat ini komunitas suster dan pastor telah hadir di Indonesia.

Pater yang juga mengurusi ‘Rumah Bebas Pasung’ atau rumah singgah bagi penderita gangguan jiwa ini bercerita mengenai “misteri” saputangan venerasi.

Baru-baru ini, ada seorang bapak menelponnya dan menceritakan pengalamannya. Bapak itu menempelkan saputangan venerasi ke dada isterinya yang sedang menderita kanker. Pada saat menempelkan saputangan tersebut, anaknya yang punya kemampuan indigo melihat ada sosok laki-laki yang tinggi besar berjubah hitam ikut menjamah sang ibunda.

Pater Suparman yakin bahwa sosok yang menjamah tersebut adalah St. Kamilus.

Selamat berulang tahun Ordo Kamilian! Sukses selalu dalam berkarya!      (Bill Toar).