Tim Redaksi
Panggilan akrabnya romo Bondi. Ditahbiskan ditengah pandemi covid, tanggal 8 Mei 2021 di gereja Katedral – Jakarta. Ia mahir memainkan bermacam-macam alat musik, belajar secara otodidak. Hidup seorang Imam dari kacamatanya adalah hidup yang penuh sukacita, sehingga sukacita itu bisa dibagikan kepada umat dan menjadi berkat. Dengan menghidupi mottonya, “ Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap aku mengingat kamu.” ( Filipi 1:3 )
Sejak menjadi umat Sathora pada tahun 1985, Arito pernah menjadi Ketua Lingkungan Elisabeth 2 periode 2004 - 2011 dan pendamping Sub Seksi Misdinar pada tahun 2007 - 2014. Dan sejak tahun 2014 - sekarang, menjadi anggota DPH sekaligus pendamping Seksi Komunikasi Sosial.
Mulai aktif sebagai Ketua Komsos sejak 2011 – 2017. Merintis berdirinya Web Sathora 2012 dan MeRasul 2013. Keduanya meraih best of the best se-KAJ. Menyusul App Sathora 2016. Memperoleh pendampingan dari A. Bobby Pr, belajar menulis dan mengelola majalah gereja. Saat ini masih aktif sebagai penggerak komsos, dan beberapa komunitas. Melayani selama talenta masih bermanfaat bagi umat dan gereja. “Let’s serve Him”.
Pengusaha IT (Teknologi Informasi) dengan 2 orang anak laki-laki remaja yang mulai beranjak dewasa. Aktif di pelbagai organisasi baik di tengah masyarakat maupun gereja Katolik. Sejak tahun ini Seno dipercaya menggawangi Seksi Komunikasi Sosial di SATHORA. Pandangan hidupnya adalah "All is well" - semua itu baik adanya - kalimat yang disebutkan beberapa kali di awal Kisah penciptaan : "Allah melihat bahwa semuanya itu baik"
Puji dan syukur atas kesempatan melayani sesama melalui tulisan. Berkarya di ladang Tuhan tidak mengenal kata pensiun. Begitu juga panggilanNya tidak berkesudahan kepada setiap kita. Semoga niat dan kehadiran saya berkenan bagi umat dan sahabat tim, sekalipun datang dari dunia teknik sipil dan manajemen.
Profesi utama sebagai Interior Designer,mempunyai passion menulis kemudian melatih diri bergabung dan berproses bersama rekan-rekan di majalah Merasul – Sathora untuk melayani mewartakan kasihNya…..Carpe diem.
Menikmati setiap tugas menulis sejak duduk di bangku sekolah hingga bekerja dan membiarkan karyanya dinilai oleh orang lain. Kritik dan saran itu bonus, karena sudah mendapat kursus secara gratis. Sedangkan pujian itu vitamin yang memberikan semangat agar semakin baik dalam mewartakan Kabar Sukacita.
Hobi membaca membuat saya ingin menjadi penulis. Setelah mengorek ilmu pakar-pakar pelatih kami, A.Bobby Pr dan Maria Etty, maka pada Desember 2014 saya bergabung dengan Merasul. Usia boleh lanjut, tapi berkarya tak boleh usai, harus berlanjut.
Bergabung dengan MeRasul sejak tahun 2014. Jebolan LSPR angkatan pertama ini pada awalnya tidak menyangka dapat menulis. Berkat pelatihan jurnalistik singkat dengan A. Bobby Pr yang terkenal dengan bukunya berjudul: 'Bakat? Buang Ke Laut', membuat dirinya berani mencoba untuk menekuni bidang ini. “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”― Pramoedya Ananta Toer
Bangga menjadi anggota Merasul dan Komsos. Sempat terjun menulis rubrik Santo Santa dan Opini dalam beberapa edisi. Walaupun kehadiran saya ada dan tiada, support saya penting di Merasul. Motto hidup: Dalam hidup, semuanya mungkin. Jika ada niat, modal dan usaha.
Bergabung dengan majalah MeRasul pada tahun 2014, saat ini sebagai Ketua Lingkungan Yosef 1, Sekretaris Komunitas Meditasi Sadhana Sathora, dan ibu dari Cerviena Susilo, Penulis Dongeng Anak dari group Elexmedia Computindo. Usia tidak menjadi kendala bagi saya untuk bekerja di Ladang TUHAN. Semangat.
Terpekur berjam-jam di depan laptop, menyusun kata demi kata bercerita tentang keindahan karya anak manusia untuk kebaikan sesamanya... Ternyata menemukan Surga itu tidak harus mati lebih dahulu.
"Kerja sambil main, main sambil kerja" adalah motto yang dipegang pemilik nickname Ovlicht Schiere ini. Menjadikan dokumenter sebagai hobi dan passionnya sejak bergabung bersama komsos Sathora Oktober 2008 silam, karena ingin mengabadikan cinta Tuhan melalui tulisan dan foto.
Saya suka sekali memotret berbagai peristiwa, baik dalam lingkup gereja maupun di masyarakat. Apalagi bila saya dapat kesempatan memotret orang-orang penting, hati ini puas tak terhingga. Hidup hari ini harus selalu lebih baik dari kemarin. Semoga kelak Tuhan berkenan membuat karya saya dikenal dunia.
Jauh sebelum MeRasul terbit untuk pertama kalinya, Pria kelahiran PATI (Jawa Tengah) tahun 1951 ini sudah bergabung dalam Seksi Komsos Sathora bersama rekannya Patricia Navratilova. Hobby memotret digeluti sejak masih duduk dibangku SMP (1967), lanjut sampai sekarang. Banyak duka yang dialami, beberapa diantaranya adalah kerusakan dan kehilangan kamera. Ada yang karena jatuh, terendam banjir, kecurian dan ketinggalan didalam taxi. Namun demikian, tidak putus asa dan patah semangat, tetap menjadi fotografer sampai sekarang.
Lahir di Palembang, hobby foto sejak SMP. Mulai sebagai fotografer panitia Paskah wilayah Yohanes bermodalkan kamera pocket, kemudian bergabung secara serius diajak oleh pak Matheus menjadi fotografer gereja dalam Sie Katekese lalu lanjut menjadi bagian dari Fotografer Merasul.
Mulai sebagai Redaktur Foto di MeRasul edisi 09 (Juli - Agustus 2015). Sejak jadi "tukang foto" yang paling berkesan adalah saat meliput prosesi pemakaman Almarhum Pastor Gilbert Keirsbilck, CICM mulai dari Jakarta sampai ke Makassar.
Bidang photography adalah pilihannya bergabung menjadi bagian dari team majalah Merasul – Sathora. Berasal dari lingkungan Lukas 4, bersama team mulai mengembangkan sayap komunitas Lensathora, mengabadikan momen penting diseputar lingkungan gereja. Melayani pekerjaan Tuhan dengan penuh sukacita adalah kerinduannya.
Pria kelahiran Semarang tahun 1962 ini telah menekuni kegemarannya memotret sejak ia masih lajang. Bergabung dengan Merasul Sathora pada tahun 2018 sebagai photographer. Melalui photography keinginannya untuk melayani Tuhan ia jalankan dengan mengabadikan peristiwa peristiwa dalam lingkungan Gereja Sathora.
Awalnya diminta bantuan tapi akhirnya menjadi rutinitas. Sejak 2007 sudah mulai melayout Media Biru Satora, dan bergabung di Komsos mulai tahun 2008. Dari bergabung hingga sekarang, mendapat tugas yang sama yaitu membuat layout media Gereja atau lebih dikenal “orang di balik layar”. Saat ini masih aktif di Merasul sebagai Layouter tetap.
Erdinal Hendradjaja, bergabung di Seksi Komunikasi Sosial Sathora sejak tahun 2011. Turut membangun dan mengembangkan website Sathora, app Sathora dan akun media sosial Sathora. Sampai sekarang terus aktif menjadi administrator website, app dan media sosial Sathora.