LINGKUNGAN Petrus V merayakan Pesta Natal dan Tahun Baru pada Minggu, 12 Januari 2020. Pada pukul 10.00, acara diawali dengan Misa syukur yang dipersembahkan oleh RD Paulus Christian Siswantoko. Acara terlihat meriah. Warga Lingkungan Petrus 5 berduyun-duyun datang ke kediaman keluarga Farhan Gunawan di Taman Permata Buana. Mereka mengenakan pakaian berwarna merah, hijau, dan kuning
Beruntung, Lingkungan Petrus 5 mempunyai enam anggota Koor Laudate Dominum sehingga Misa bertambah meriah. Rina Anwar menjadi lektor sekaligus pemazmur. Bacaan pertama diambil dari Kitab Nabi Yesaya 42:1-4.6-7 dan bacaan kedua diambil dari Kisah Rasul 10:34-38. Bacaan Injil dari Injil Matius 3:13-17.
Romo Paulus membuka homili dengan pertanyaan,
“Siapa di sini yang dibaptis dengan terpaksa?” Sambil tersenyum, ia melanjutkan, “Ketika Anda dibaptis bayi, bukan berarti terpaksa. Lain halnya bila baptis dewasa. Dengan kemauan dan keputusan pribadi, sebagai bukti pertobatan. “
Ketika Yohanes Pembaptis membaptis Yesus, apakah berarti Yesus berdosa? “Tentu saja tidak. Yesus mau dibaptis bukan untuk menghilangkan dosa tetapi karena ingin solider dengan manusia. Terutama, Yesus ingin taat kepada Bapa. Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” (ayat 15).
Ciri Orang Dibaptis
Tuhan Yesus yang tidak berdosa mau taat kepada Allah, apalagi kita orang berdosa. “Taat kepada Allah dapat diwujudkan dengan taat kepada Firman di dalam kehidupan sehari-hari, seperti bagaimana menaati janji pernikahan, menolak godaan setan, mabuk-mabukan, dsb.”
Kita diajak untuk terus ingat bahwa Kristus ada di dalam kita. Mewartakan Kristus dengan sikap
rela berkorban. Ketika Yesus hendak dibaptis, Ia harus berjalan jauh dari Galilea ke Sungai Yordan. Ini bentuk pengorbanan Yesus. “Kitapun diharapkan berkorban untuk keluarga, orang tercinta, lingkungan, Gereja dan masyarakat pada umumnya. Contohnya, menjadi ketua lingkungan, semua berlomba untuk tunjuk tangan,” lanjut Romo Paulus.
Lebih lanjut, Romo Paulus mengatakan bahwa kita bisa belajar rendah hati dari Yohanes Pembaptis. Ia berasal dari keturunan berstatus sosial tinggi. Ayahnya, Zakaria, seorang imam yang punya peran dalam rumah ibadah. Yohanes juga pandai berkhotbah sehingga banyak orang mau dibaptis. “Ia bisa saja sombong, tapi nyatanya tidak. Ia berkata, Akulah yang mesti dibaptis oleh-Mu!. (ayat 14). Mesias harus semakin besar, aku semakin kecil.”
Penuh Kasih. Setiap orang memberikan kasih di dalam keluarga, sehingga kasih di rumah itu besar. Maka, kegembiraannya juga besar. Saling mengampuni, membantu, menguatkan, meneguhkan, dan tidak saling menyalahkan. Demikian juga dalam lingkungan. “Bila ada integritas, kedisiplinan, semua ingin menjadi hamba, melayani, tidak takut capai, maka Lingkungan Petrus 5 menjadi lebih baik dan besar.”
Roh Kudus digambarkan dengan burung merpati sebagai lambang cinta kasih. Orang yang sudah dibaptis harus dapat membawa kedamaian, ketenteraman, dan sukacita. “Agar kita semua membawa wajah Yesus. Kita diutus dalam keluarga, lingkungan, dan pekerjaan untuk berjuang bersama menjadi pribadi yang taat, rendah hati, dan penuh kasih.”
Misa ditutup dengan lagu Feliz Navidad.
Kaderisasi
Selanjutnya, Ketua Lingkungan Petrus 5 , Thomas H. Setiawan, mengadakan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Lingkungan yang baru karena ia sudah menjabat selama dua periode. Pemilihan dilakukan secara terbuka dan spontan. Umat memilih siapa yang dianggap layak. Yang mendapat kehormatan untuk melayani Lingkungan Petrus 5 adalah Chandra sebagai ketua dan Eviliana sebagai wakil. Serah terima sementara secara simbolik dengan menyerahkan bunga dari ketua dan wakil yang lama kepada ketua dan wakil yang baru.
Kemudian diadakan permainan yang dipimpin oleh OMK Petrus 5, Melissa. Umat yang hadir dibagi menjadi tiga kelompok. Pada game pertama, Mel minta lima orang perwakilan untuk berlomba. Lima peserta membentuk satu barisan guna membawa bola pingpong dengan selembar papan dan dimasukkan ke dalam galon air mineral. Perlombaan pertama dimenangkan oleh kelompok tiga.
Game kedua, pingpong relay. Para peserta mengoper bola pingpong dengan gelas plastik yang diikatkan di kepala. Game ini dimenangkan oleh kelompok pertama.
Game ketiga adalah gelang karet relay. Lima peserta mengoper gelang karet untuk ditaruh di sebuah tiang. Game ini dimenangkan oleh kelompok tiga.
Dengan sponsor dari Lauren, pemenang mendapat voucher Indomaret. Pada pukul 12.30, perlombaan dihentikan untuk makan siang bersama.
Acara ditutup dengan game “the price is right” atau tebak harga. Berbagai jenis barang sehari-hari telah tersedia. Siapa yang dapat menebak harganya akan mendapatkan barang itu. Ada juga game menjawab pertanyaan. Yang berhasil menjawab mendapat voucher MAP yang disponsori oleh Floren dan Suzie. Benar-benar banjir hadiah, setelah banjir air terjadi di Lingkungan Petrus 5.
Lily Pratikno