MeRasul edisi 33
Noviana Toni-peserta Seminar Wirausaha Sathora

 

Tanya : Bagaimana asal mulanya Novi menjadi Juragan Gendar? Mengapa memilih berjualan gendar dan rengginang, bukan makanan lain?

Jawab : Usaha gendar ini berawal ketika reuni keluarga di Puncak kira-kira tiga tahun yang lalu. Aku ditawari berjualan gendar oleh temanku. Sepupuku berkata bahwa gendar tanpa micin itu enak sekali. Jadi aku memberanikan diri untuk berjualan gendar.

Mula-mula semuanya kukerjakan sendiri. Mulai dari menggoreng, membungkus, pemasaran, pengantaran, sampai penagihannya. Aku jajakan gendarku ini ke restoran-restoran saudaraku, ke warteg , kantin Sathora, dan lain-lain. Sebagian besar dengan perjanjian konsinyasi.

Oh… iya, kuberitahu ya! Gendarku memang tanpa micin dan tidak menimbulkan gatal di tenggorokan. Tetapi kalau makannya kebanyakan ya tetap saja tidak baik juga! Karena gendar ini kan digoreng, sudah pasti ada unsur minyaknya.

Ada 15 sampai 20 tempat yang bersedia kutitipkan, termasuk cafe Kopidaong yang sedang viral. Menurut pemiliknya, gendarku menjadi cemilan idola di sana.

Gara-gara jualan gendar aku dijuluki Juragan Gendar oleh keluarga papaku. Hahaha……

Mengenai usaha rengginang, aku baru menjalankannya kira-kira lima bulan. Ceritanya begini. Aku berikan gendar ke pak Alex PSE. Namun ternyata beliau sukanya rengginang. Nah, dari situlah aku berburu rengginang yang enak. Kubeli sana sini, kucicipi, sampai akhirnya ketemu yang paling enak.

Pak Alex menyukainya bahkan beberapa kali repeat order. Beliau meyakinkan aku bahwa rengginangku enak, renyah, tidak keras, gurih tetapi tidak menimbulkan rasa “eneg” . Puji Tuhan, kebanyakan orang yang sudah mencobanya ternyata sependapat dengan pak Alex.

Dulu aku pernah juga berjualan kerupuk kulit. Enakkkk sekali! Dan harganyapun juga enak karena mahal! Hehehe….. Tetapi tidak kulanjutkan karena minyak bekasnya gampang menghitam, jadi banyak terbuang.

Apakah peluang gendar – rengginang ini cukup menjanjikan? Permintaan gendar dan rengginang meningkat atau menurun?

Aku percaya, peluang berjualan gendar cukup bagus dan terbuka lebar di Jakarta. Karena makanan jenis kerupuk sudah menjadi penyanding menu utama selain sebagai camilan. Kerupuk itu wajib hadir di meja makan, karena tanpa kerupuk / gendar makan jadi terasa sepiiii… tak ada bunyi kriuk-kriuk…. Bisnis kerupuk gendar pasti tak ada matinya.

Rengginangpun mestinya juga bagus prospeknya. Tetapi mungkin belum banyak dicari orang disaat makan.

Tentang naik turunnya permintaan, kurasa setiap penjualan dimanapun pasti ada pasang surutnya.

Apa manfaat mengikuti Workshop atau Seminar UMKM ini?

Aku tiga kali mengikuti seminar UMKM yang dibawakan bapak Alex Benyamin dan Pak Ruy/Udik, yaitu :
1. Workshop wirausaha di Paroki Gregorius Kutabumi,
2.Workshop Wirausaha di Sathora 14 September 2019
3. Seminar Wirausaha Sathora 27Oktober 2019

Pasca workshop tanggal 14 September 2019, langsung dibentuk Grup PSE Eksekusi. Sampai sekarang grup ini masih aktif bertukar pikiran, saling mempromosikan, saling memberi info, dan berbagi pengalaman dengan teman-teman yang sudah punya usaha terlebih dahulu.

Yang paling terasa manfaatnya adalah aku mendapat banyak teman. Tentu saja aku tambah semangat dalam berwirausaha, karena otomatis menambah pelanggan.

Harapan selanjutnya setelah mengikuti seminar wirausaha ini?

Pertama, aku, Noviana Toni ingin mengucapkan Special Thanks dengan sepenuh hatiku, kepada PSE Sathora periode 2017-2020 yang sangat peduli pada kami, terutama keluarga prasejahtera. Mereka tidak sekedar memberi ikan, melainkan memberi kami peralatan pancingnya, sehingga kami dapat mengail rejeki setiap hari.

Aku punya satu impian. Kelak, aku akan memiliki kedai untuk berjualan aneka makanan camilan, oleh-oleh dan tempat nongki bagi siapa saja yang ingin kongkow secara positif.

Semoga aku dan teman-teman wirausaha Sathora bisa tumbuh, berkembang, dan menjadi berkat bagi sesama. (Sinta Monika)