Dalam rangka ulang tahun Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) ke 212 (8 Mei 1807 – 2019) dan tahun ‘Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat’, diadakan jalan santai.

Acara yang bertajuk ‘Jalan Santai Kerukunan & Kebhinnekaan Lintas Agama’, dilangsungkan pada Sabtu, 4 Mei 2019.

Setiap peserta jalan santai sebelum memasuki pelataran gereja Katedral, diminta mengenakan gelang yang telah dibagikan ke paroki-paroki. Tepat pukul 06.00, pemandu memulai acara yang diikuti umat Katolik dan umat lintas agama. Acara diawali atraksi barongsai grup Kong Ha Hong Indonesia. Grup ini berdiri sejak tahun 1999 dan pernah juara dunia tahun 2009.

Hadir pada kesempatan ini : Menteri Agama, Imam Besar Mesjid Istiqlal, Uskup Agung KAJ, Dirjen Bimas Katolik, Menteri ESDM, para Pemuka Agama, dan umat lintas agama di samping umat Katolik se KAJ.

Setelah pertunjukan barongsai dan marawis, giliran marching band alumni Tarakanita tampil mengiringi hadirin menyanyikan Indonesia Raya dan mars Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat.

Selanjutnya, Romo Diosesan (RD) Antonius Suyadi, Ketua Komisi Hubungan Antar Agama & Kepercayaan (HAAK), selaku penanggungjawab acara memulai sambutan.

Diadakan bertepatan selesainya pemilu serentak, acara jalan santai ini dirayakan secara sederhana. Acara ini diharapkan kembali menyatukan umat lintas agama demi memajukan Indonesia.

Dalam sambutan berikutnya, Bapak Uskup berterima kasih atas perhatian Bapak Menteri Agama, tokoh-tokoh agama, dan segenap hadirin dalam acara di Tahun Berhikmat ini. Tanpa panjang lebar Bapak Uskup mengajak hadirin menyanyikan bersama lagu Rayuan Pulau Kelapa.

Sambutan berikutnya, dari Imam Besar Mesjid Istiqlal. Ia mengajak hadirin untuk senantiasa mengedepankan kerukunan umat. Indahnya kerukunan itu dibayangkan beliau seandainya tidak ada jalan dan pagar yang membatasi antara mesjid Istiqlal dan gereja Katedral. Tepuk tangan riuh hadirin mengamini.

Mendapat giliran sambutan berikutnya, Menteri Enerji dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menimpali imaginasi Imam Besar. Di Tembagapura pada kedalaman 1,700-an meter, ada mesjid dan gereja yang berdampingan tanpa pagar. Umat kedua rumah ibadah hidup rukun dan damai.

Lebih lanjut Pak Jonan, sambil berseloroh berkata “Saya mencintai perbedaan, dengan begitu saya boleh punya anak”, yang disambut tawa hadirin.

Penutup sambutan-sambutan, Menteri Agama berterima kasih kepada KAJ yang telah berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hubungan antar agama. Menyitir pesan Mgr. Soegiyapranata, uskup pribumi pertama kepada umat Katolik, “Kita 100% Katolik, 100% Indonesia”, pesan yang mengajak segenap warga masyarakat sungguh mencintai tanah air Indonesia.

“Kita hendaknya senantiasa memanifestasikan, mengejawantahkan dua fungsi utama rumah ibadah, yaitu fungsi sakral dan kemanusiaan,” demikian harapan beliau.

Sambutan Pak Lukman Hakim, dilanjutkan atraksi barongsai yang membentangkan spanduk “Perayaan Syukur Gereja KAJ.”

Doa syukur oleh Pastor Kepala Paroki Katedral, Rudi Hani Hartoko, SJ, tak lupa memohon kiranya ibadah puasa yang sebentar lagi akan dilaksanakan oleh saudara-saudara kita umat Muslim dapat berlangsung penuh hikmat dan keberkahan dari Tuhan.

Belum komplit, jika peringatan ulang tahun tanpa tiup lilin ultah, potong kue, dan potong tumpeng. Begitu pula peringatan ultah KAJ.

Jalan santai kurang lebih satu jam memutari Lapangan IRTI dan Lapangan Banteng, berakhir di gereja Katedral kurang lebih pukul 08.45.

Acara yang diikuti 2500-an peserta, didukung 500-an panitia dan pengisi acara, berjalan lancar penuh kegembiraan dalam semangat persaudaraan.            (Bill Toar).