MELAYANI sesama dengan kasih, jujur, dan bertanggung jawab guna mewujudkan Kerajaan Allah di dunia.

Demikian visi dan landasan karya sosial Seksi-seksi Pelayanan Paroki Bojong Indah Gereja Santo Thomas Rasul.

“Banyak orang menduga bahwa prosedur minta bantuan kepada kami sulit.  Padahal mudah. Kesulitan itu karena mereka belum mengetahuinya,” ungkap Dr. Mardi Bunawan membuka pertemuan “Sosialisasi Seksi Kesehatan, PSE, dan Bagian Kedukaan  St.Yusuf Sathora”  pada 3 Maret 2018.

Itulah pentingnya diselenggarakan pertemuan sosialisasi tersebut.

Agenda pertemuan itu adalah perkenalan pengurus seksi dan bagian yang baru, sosialisasi program seksi dan bagian yang baru, prosedur mohon bantuan beserta syarat- syaratnya.  Selain itu,  juga dibagikan buku panduan baru dari masing- masing seksi dan bagian.

Dr. Iwan Susilo dari Seksi Kesehatan menjelaskan tentang proses bantuan pengobatan.  Di antaranya, bila ada yang perlu  dirawat di rumah sakit rekanan  atas rujukan dari dokter rayon.   Juga apabila  seseorang dalam keadaan darurat harus langsung masuk rumah sakit rekanan tanpa melalui rujukan dokter rayon.

Iswanto Supangkat, dari Seksi PSE, menjelaskan prosedur memohon bantuan biaya pengobatan, bidang perumahan (sewa, kontrak, bedah rumah), bencana alam, pemberdayaan (mencarikan pekerjaan, keterampilan), dan bantuan bagi orang yang tidak bisa bekerja atau tidak berpenghasilan.

Ada sebuah bidang baru, yaitu Hidroponik. Bidang ini  disosialisasikan  oleh Vincentius Yudha dan Hendrikus Ola Kawegan.  Manfaat Hidroponik selain mendayagunakan lahan kosong dengan tanaman sehat, juga mempererat hubungan dengan warga sekitar dalam keberagaman karena proyek ini berskala lingkungan bersama, bukan pribadi.

Adam Krisnanto dari Bagian Kedukaan St.Yusuf memberikan informasi tentang prosedur seluk-beluk pelayanan pemakaman.  Ia juga memperkenalkan tim baru dari St.Yusuf, yaitu pelayanan doa dan MC  yang dipimpin Alexander Klemen Kengli.  Tugasnya, membantu keluarga yang berduka untuk mengatur acara liturgi kedukaan serta melaksanakan doa kedukaan bersama.

Ada lagi seksi baru, yaitu Seksi Pelatihan dan Perkaderan (Pieka)  yang dikomandoi oleh Surjanto Kardiman.  Seksi ini  mengusahakan tempat training, budget, modul training, serta mencarikan narasumber.

“Bersyukurlah, Gereja Katolik mempunyai karya sosial sebagai pengungkapan iman dan perpanjangan tangan Tuhan,” ungkap RD Paulus Dwi Hardianto. Ia menyayangkan, ternyata program bakti sosial yang baik pernah ditolak oleh warga dari daerah tertentu semata-mata karena kecurigaan yang tak berdasar.

Ekatanaya