SUDAH menjadi tradisi setiap tahun menjelang perayaan Paskah, Uskup mengundang seluruh imam KAJ untuk merayakan Misa Krisma. Acara diselenggarakan Kamis 29 Maret 2018, menjelang dimulainya rangkaian Tri Hari Suci. Gereja Katedral Jakarta, sebagai tempat terselenggaranya Misa akbar para imam ini, menjadi lokasi rutin setiap tahun.

Kehadiran seluruh imam, biarawan dan biarawati yang bertugas di wilayah KAJ, membuat acara semakin semarak.  Kejadian sekali dalam setahun ini menjadi acara yang paling banyak dihadiri para imam di Keuskupan Agung Jakarta. Ada 67 paroki se-KAJ; sebagian besar terwakili oleh hadirnya imam.

Mgr. Ignatius Suharyo memimpin Misa Krisma KAJ – [Foto: Chris Maringka]

Ya, penyelenggaraan Misa Krisma mengingatkan kembali akan janji imamat yang pernah diucapkan oleh para imam pada saat mereka ditahbiskan.

Gereja Katedral menjadi titik kumpul bertemunya banyak imam. Uskup bersama para imam, biarawan dan biarawati, serta ratusan umat memenuhi seluruh bangku di dalam gereja dan pelataran gereja yang bertenda. Misa yang dimulai tepat pada pukul 09.00. Umat tampak ceria menyaksikan para romo parokinya hadir.

Misa dimulai dengan perarakan yang diikuti barisan para imam yang berjalan memasuki ruang dalam Gereja katedral. Mereka siap mengucapkan ulang janji imam. Tiga  lagu pembuka seakan tidak cukup untuk mengiringi perarakan barisan para imam, dari depan, tengah sampai barisan Uskup dan jajaran para romo Katedral.

Dari pembuka perayaan, homili, hingga upacara liturgi Pembaruan Janji Imamat. Pada saat dimulai pembaruan janji, Uskup menanyakan kepada para imam, “Maukah Saudara-saudara membarui janji yang pernah Saudara-saudara ucapkan di hadapan Uskup dan di hadapan umat kudus Allah?” Para imam yang hadir menjawab serentak, “Saya mau.”

Pemberkatan minyak suci oleh Uskup Mgr. Ignatius Suharyo – [Foto : Chris Maringka]

Kemudian masuk pada liturgi pemberkatan minyak. Secara berurutan, pemberkatan masing-masing dimulai dari pemberkatan minyak pengurapan orang sakit, minyak katekumen, dan minyak Krisma yang diberkati oleh Uskup, antara lain dengan dibungkus kain ungu, hijau, dan putih. Semuanya menjadi minyak suci karena pemberkatan dengan doa Uskup.

 

Pelayan Tuhan, Pelayan Gereja, dan Pelayan Umat

Dalam homilinya, Uskup mengajak semua untuk bersyukur karena Sakramen Imamat yang diadakan Tuhan bagi Gereja, yang dianugerahkan kepada imam ditanggapi dengan gembira. Pembaruan Janji Imamat adalah tanda kesungguhan dan keinginan para imam membarui janji imamatnya dengan sepenuh hati.

Seperti disampaikan Uskup, para imam adalah imam Tuhan, yang dinamai pelayan Allah. Imam bagi Allah. Pelayanan bagi Allah diwujudkan dengan mewartakan kabar gembira keselamatan bahwa Tahuh Rahmat Tuhan telah datang, seperti dikutip dalam bacaan.  Tidak ada imam yang baik kalau tidak ada umat yang baik. Para imam dengan peran yang berbeda-beda telah melakukan dan terus menjalankan perutusannya dengan tekun dan setia.

Pembawa persembahan dalam Misa Krisma KAJ – [Foto: Chris Maringka]

Uskup membagikan renungan atas dokumen yang dikeluarkan Paus Fransiskus, yang dikeluarkan pada 12 Februari 2018, yakni catatan untuk para uskup dan kardinal, tentang hal belajar untuk mengundurkan diri. Paus memberi nasihat agar Uskup yang mau pensiun diminta membuat rencana hidup baru yang ditandai dengan hati yang damai sikap rendah hati dan rajin berdoa dan membantu pelayanan-pelayanan sederhana dan masih ditambah dengan melepaskan diri dari keiginan untuk berkuasa dan merasa tidak tergantikan.

Paus memberikan catatan-catatan itu tidak dengan kata saja tapi juga teladan, berupa tindakan-tindakan simbolik kenabian, yang dikatakan dan dilakukannya adalah benar membarui Gereja dan menarik perhatian seluruh dunia.

Paus mengajak terus belajar dan membarui diri agar para imam semakin menjadi pelayan Tuhan dan imam pewarta yang baik dan pembawa berita Tahun Rahmat Tuhan telah datang.

Saat Konsekrasi – [Foto: Chris Maringka]

Sebagai pembawa berita datangnya tahun Tuhan, bahwa imam bukan sebagai juru pengadil rahmat,  tetapi menjadi saluran rahmat yang berlimpah-limpah.  Dari semangat inilah,  KAJ merumuskan dengan kalimat yang berbeda menjadi ‘gembala  baik dan murah hati’.

Uskup menegaskan  bahwa para imam se-KAJ tidak mempunyai cita-cita lain, selain menjadi pelayan Tuhan, pelayan Gereja, pelayan umat, dan sebagai gembala baik dan murah hati.

Pelantikan Deken baru

Romo-romo yang hadir dalam misa KAJ [Foto: Chris Maringka]

Pada hari yang sama, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) melalui Uskup KAJ, Mgr. I.Suharyo tertanggal 26 Maret 2018, No.: 129/3.12/2018 mengeluarkan Surat Pengangkatan / Pengangkatan Kembali Deken (Ketua Dekenat) dan Wakil Deken di wilayah KAJ. Terdiri dari 8 dekenat ditambah 1 dekenat baru, yakni pemekaran Dekenat Tangerang menjadi 2 dekenat. Total menjadi 9 dekenat. Antara lain : Dekenat Pusat masing sebagai Romo deken dan wakil deken : Y. Agung Setiadi OFM dan FX. Dedo da Gomez SJ, Dekenat Utara :  Y. Boedirahardjo SDB dan Silvester Hari Pamungkas Pr, Dekenat Selatan :  FX. Sutarno MSF dan Y. Sudriyanto SJ, Dekenat Timur : A. Susilo Wijoyo Pr dan Blasius Sumaryo SCJ, Dekenat Bekasi : Yustinus Kesaryanto Pr dan Anselmus Selvus SVD, Dekenat Barat I : Y. Purwanta MSC dan Derikson Turnip CICM, Dekenat Barat II : A. Andri Atmaka OMI dan Andreas Yudhi Wiyadi O.Carm, Dekenat Tangerang I : Stepanus Suwarno OSC dan Walterus Teguh Santosa SJ, Dekenat Tangerang II : Y. Sutrisno Amirullah SCJ dan Y. Natalis Kurnianto Pr.

Hal tersebut berdasarkan usul para pastor Dekenat. Dengan mengangkat personalia pada sembilan wilayah. Kutipan suratnya sebagai berikut: Tugas para Deken adalah seperti digariskan oleh Hukum Gereja (KHK) kanon 553-555. Para Deken KAJ agar mengadakan rapat dekenat sekurang-kurangnya sekali tiap tiga  bulan. Surat Pengangkatan/ Pengangkatan Kembali ini berlaku untuk masa tiga tahun, terhitung mulai 26 Maret 2018.

Berto