Kembali Lingkungan St. Antonius 1 & 2 melaksanakan Pertemuan Masa Prapaskah kedua, 8 Maret 2019. Melanjutkan liputan pertemuan pertama, kali ini kami ingin berbagi tentang pertemuan kedua yang bertemakan ‘Berhikmat Dalam Lingkungan’.
Pertemuan kedua kali ini diadakan di rumah Bp. Ferry Chandra, Kembangan.
Dipandu oleh Ibu Yohana Koten selaku fasilitator dan dihadiri 25 umat.

 

Dalam kehidupan umat Katholik, Keluarga adalah Gereja Kecil sedangkan Lingkungan adalah Gereja yang lebih besar. Dimana Lingkungan yang bermartabat diwujudkan dengan ‘Gerakan Bermartabat’ juga. Sebagai contoh :
*
Merangkul kembali umat yang kurang aktif dengan lemah lembut.
*
Kunjungan ke umat yang lagi sakit atau berduka.
*
Kesediaan pemakaian rumah untuk kegiatan lingkungan.
*
Antar jemput umat bagi yang membutuhkan.
*
Kekeluargaan yang inklusif bukan eksklusif.

Seperti dalam bacaan Kitab Suci Galatia 6 : 1 – 10 tentang “Saling membantulah kamu”. Dalam perikop tsb Rasul Paulus menekankan betapa pentingnya komunitas/lingkungan menjaga kesatuan. Dan agar setiap umat/anggota tidak menganggap dirinya penting sehingga tidak butuh sesama. Keangkuhan inilah yang membuat seseorang tidak terbuka untuk menolong/ditolong sesama.

Diawal sharingnya Ibu Yohana memulai kisah pengalaman keluarganya di daerah asal (Flores). Sang Ayah, yang menjadi panutan keluarga oleh emosi sesaat, memukul seorang anak tetangga, akhirnya harus mendekam di penjara. Serasa langit runtuh, keluarga harus menerima kenyataan pahit ini. Sang ayah yang tadinya menjadi kebanggaan lingkungan dikucilkan oleh tetangga. Anak-anak yang berada jauh senantiasa mendoakan ayahanda agar tetap kuat menjalani musibah ini.
Begitu juga buat ibunda, anak-anak terus menghibur dan mendoakannya.
Dalam doa dan iman, dan melalui pergumulan, suatu ketika sang anak dari Jakarta pulang ke kampung halaman. Dikuatkan olehNya, sang puteri mengumpulkan warga sekitar. Mencurahkan isi hati dan mengajak warga untuk membangun kembali silaturahim yang baik, itulah tujuan utama pertemuan. Tak lupa, juga pada kesempatan baik tersebut, diadakan acara ritual sesuai adat istiadat setempat. Akhirnya, semua indah pada waktunya. Warga/umat kembali bisa menerima Bapak tersebut dan melupakan kesalahannya.

Sharing dilanjutkan oleh umat yang lain tentang Kunjungan ke umat yang sakit, umat lansia & yang sedang mengalami kedukaan.
Untuk aksi nyata yang akan dilakukan yaitu pendampingan Iman.

Tak terasa waktu menunjukan pukul 21.00, acara dilanjutkan dengan doa penutup serta berkat dari Tuhan.
“Janganlah berhenti berbuat baik dalam setiap kesempatan, khususnya terhadap sesama dilingkungan dan kaum beriman”.

Yohanes.