MENCINTAI satu sama lain (Love One Another) yang terjadi pada pasangan suami-istri penuh simbol di dalam kekhususan perayaan Ekaristi.

Yang melakukan pekerjaan yang sama, sebagai sahabat, pendamping, dan partner kerja yang baik. Suami-istri ingin lebih memberikan sesuatu kepada pasangannya daripada mengambil keuntungan dari pasangannya. Mereka menikmati kebersamaan dan bekerja sama sebab mereka menganggap satu sama lainnya sederajat.

Suami-istri yang mengenal dan mengimani Kristus akan semakin mencintai Firman Allah dan Kristus. Beraneka rintangan, kesulitan, kelelahan, tidak menjadi halangan bagi mereka untuk menemukan waktu mempelajari Firman Allah yang memberi kedamaian, sukacita, kebahagiaan, dan keselamatan.

Teladan bagi pasangan suami-istri dapat kita temui pada pasangan suami-istri bernama Akwila dan Priskila. Mereka berdua bekerja sama dengan Santo Paulus mewartakan Kristus. Mereka adalah pasangan suami-istri dalam Perjanjian Baru yang saling mendukung dalam membangun dan mempertahankan hidup berkeluarga dengan beriman pada Kristus.

Akwila dan Priskila tidak hanya dipanggil untuk hidup bersama tetapi melayani Allah secara bersama. Tempat kediaman mereka di Efesus sering dipakai sebagai tempat untuk pertemuan jemaat yang mempelajari Firman Allah dan saling meneguhkan iman dan Kristus (1 Kor 16 : 19).

Santo Paulus berkata, “Sampaikan salam kepada Akwila dan Priskila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi, mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku” (Roma 16 : 3-4 ).

Joy of love – kegembiraan cinta meneguhkan semua pasangan suami-istri yang senantiasa berpegang teguh pada prinsip bahwa perkawinan bukanlah arena untuk memamerkan diri sebagai yang terbaik atas orang lain, apalagi atas pasangan hidupnya.

Perkawinan bukan sekadar hidup bersama secara permanen berdasarkan anugerah yang diberikan Allah kepada masing-masing pasangan. Namun, sejalan dengan kebersamaan, hidup berkeluarga haruslah bertumbuh menjadi dewasa, sehat rohani dan jasmani dalam bimbingan Tuhan.

Dan kedalaman kasih suami-istri membuahkan nilai-nilai dalam membangun keluarga Katolik yang tangguh dan militan. Kelahiran dan kehadiran anak sungguh menambah kebahagiaan suami-istri di dalam keluarga yang dilandasi nilai meneladani Keluarga Kudus Nasaret, dengan menjadi Keluarga Kudus Nasaret yang lain. Menjadi dasar batu sendi bangunan rohani Gereja Katolik.

Allah senantiasa memberkati keluarga dan perkawinan. Pasangan suami-istri mampu menjadikan Kristus sebagai pusat relasi. Pasangan suami-istri bekerja sama dengan Kristus sehingga membuahkan panggilan yang bermekaran.

Kasih pasangan suami-istri akan menjadi tanda kasih kristus kepada Gerejan-Nya. Rahmat Sakramen Perkawinan memberikan kepada pasangan suami-istri semua kekuatan untuk menjalani panggilan.

Love, love changes everything

Hands and faces, earth and sky

Love, love changes everything

How you live and how you die

 

Love can make the summer fly

Or a night seem like a lifetime

Yes love,love changes everything

Now I tremble at your name

Nothing in the world will ever be the same

 

Love, love changes everything

Days are longer, worlds mean more

Love, love changes everything

Pain is deeper than before

Love will turn your world around

And that world will last foe ever

 

Yes love, love changes everything

Brings you glory, brings you shame

Nothing in the world will ever be the same

 

Off into the world we go

Planning futures, shaping years

Love burst in and suddenly

All our wisdom disappears

 

Love makes fools of everyone

All the rules we make are broken

Yes love, love changes everything

Live or perish in its flame

 

Love will never, never let you be the same

Love will never, never let you be the same

 

Raymundus Susanto