Hampir seluruh orang di muka bumi ini setuju bahwa manusia harus bekerja atau mencari peluang untuk mendapatkan rezeki. Namun mereka sering lupa bahwa ada hal-hal di luar kendali kita yang juga menentukan rezeki kita. Beberapa diantaranya adalah kondisi, situasi, dan kemurahan Tuhan.
Manusia sering lupa bahwa rezeki bukan melulu bicara tentang uang dan materi. Ada beberapa jenis rezeki yang tidak dapat ditukar dengan uang maupun barang berharga, sebanyak apapun itu. Mereka adalah kesehatan, kedamaian, ketenangan, kebebasan, serta kehangatan keluarga.
Saya banyak mendengar cerita tentang orang-orang yang telah memiliki harta benda melimpah masih harus berjuang keras agar dapat tidur lelap di malam hari. Setelah diselidiki, ternyata alasan mereka tidak dapat tidur nyenyak adalah rasa khawatir tentang masa depan. Mereka khawatir jika mereka mengambil langkah yang salah, hal itu akan menimbulkan kerugian dan kehilangan banyak sekali harta benda yang telah mereka kumpulkan sekian lama.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan orang-orang yang berpenghasilan pas-pasan, bahkan kurang dari yang seharusnya mereka dapatkan. Mestinya merekalah yang tidak bisa tidur karena khawatir bahwa ada kemungkinan tidak dapat makan untuk esok hari. Tapi pada kenyataannya mereka tidak ambil pusing dengan kekhawatiran-kekhawatiran tersebut. Malahan mereka merasa senang dan bersyukur atas rezeki yang mereka peroleh pada hari itu. Bahkan mereka dapat tidur nyenyak walaupun dengan cara berhimpitan di kamar yang sempit dan pengap.
Banyak juga yang pada masa mudanya bekerja keras mengumpulkan uang untuk masa tua mereka nanti. Mereka berencana agar bisa hidup tenang di masa tua, dengan menggunakan uang yang telah mereka kumpulkan itu. Harapannya adalah saat tua nanti mereka tidak perlu membebani anak-anaknya untuk menanggung kebutuhan mereka.
Rencana itu tidak salah. Namun ada hal-hal di luar kendali kita yang dapat terjadi dalam proses pengumpulan uang tersebut. Misalnya pengeluaran tak terduga seperti sakit, renovasi rumah dan lainnya. Itu semua membuyarkan alokasi uang yang sudah mereka rencanakan. Akibatnya, di masa tuanya, uang pensiun yang telah mereka kumpulkan hanya tersisa sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.
Jadi, apakah saya menentang ide bahwa manusia harus bekerja keras untuk mendapatkan rezeki yang banyak?
Tentu tidak. Yang saya maksud adalah manusia memang harus berusaha semaksimal mungkin, namun tak usah sampai melewati batas atau ngoyo. Karena sebesar apapun keinginan kita untuk mendapatkan banyak rezeki, tetap saja kita memiliki kapasitas yang terbatas.
Ibaratnya, kapasitas diri kita itu bagaikan sebuah gelas. Jika gelas itu sudah diisi penuh, dia tidak akan pernah bisa diisi lagi karena air yang diisikan pada gelas itu akan tumpah luber keluar. Begitu pun dengan diri kita. Bisa saja kita menerima banyak pekerjaan selama masih muda dan sehat untuk mengejar hasil yang banyak. Namun ketika tubuh kita sudah tidak kuat lagi dan jatuh sakit, maka uang yang kita kumpulkan selama ini, pasti akan keluar demi membuat kita kembali sehat.
Tuhan telah mengatur segala sesuatu untuk kebutuhan seluruh umat manusia termasuk rezeki. Tuhan mencukupkan semua kebutuhan manusia sebanyak apapun itu. Namun keserakahan dan ketamakan manusia telah membuat manusia selalu merasa kekurangan. Maka itu timbullah berbagai macam tindak kejahatan seperti pencurian, perampokan, korupsi, dan lain sebagainya.
Bila kita benar-benar percaya bahwa semua hal telah diatur dengan baik oleh Tuhan termasuk rezeki kita masing-masing, niscaya dunia ini akan damai tenteram sentosa. Tidak akan ada lagi kesedihan, marah, iri dengki, dan perasaan negatif lainnya kepada sesama manusia. Saya sangat berharap masa itu akan datang. Semoga!
Penulis: Albert Santoso