Mengenal lebih dekat Camp Pria Sejati Katolik (Priskat). Priskat, merupakan salah satu program dari Catholic Blessed Family (CBF). Tahun 2013, CBF telah terdaftar pada Vikaris Episkopal (Vikep) Kategorial dan tergabung dalam Pertemuan Mitra Kategorial (Pemikat) Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Tiga program lainnya dari CBF : Catholic Young Boys (CYB), Catholic Wise Woman (CWW), dan Catholic Young Girls (CYG). Khusus untuk CYB dan CYG, diperuntukkan remaja usia 12-18 tahun. Visi dan misi CBF meliputi :
VISI :
Membangun rumah tangga yang bahagia melalui pelayanan pria, wanita dan generasi muda untuk menjadi serupa dengan Kristus.
MISI :
- Menyadarkan peran pria sebagai imam, nabi, raja agar terjalin kehidupan keluarga yang lebih harmonis dan bahagia serta mengajarkan nilai-nilai pria yang maksimal demi pemulihan keluarga yang sudah retak.
- Pemuridan wanita untuk kembali sesuai dengan rencana Penciptaan Tuhan dan menyadarkannya demi pemulihan keluarga yang sudah retak serta mengajarkan nilai-nilai kewanitaan yang maksimal.
Adalah dr.Laurentius Suliadi Limansantoso, selaku pendiri Camp Pria Sejati Katolik Indonesia. Suami dari Naniek Natalia ini, terpanggil menghadirkan Camp Priskat untuk membantu para pria menemukan hakekat tugas dan fungsinya dalam keluarga, yaitu sebagai suami, ayah, sekaligus sebagai mantu dan anak, yang sesuai kehendak Allah.
Camp Priskat tiga hari ini, berlangsung 10-12 Mei 2019, bertempat di Villa Bukit Pancawati, Ciawi, Bogor. Peserta sebanyak 41 orang selain mayoritas umat Katolik, juga dihadiri umat dari agama lain.
Diawali misa pembukaan, acara hari pertama berlangsung sampai larut malam. Sarat dengan materi pembelajaran yang dijiwai firman Tuhan, acara juga diselingi pujian dan doa. Para nara sumber dari 12 topik bahasan, dibawakan oleh mereka yang pernah mengalami kegetiran perjalanan pernikahan. Pembahasan sungguh hidup, oleh karena dibawakan dengan penghayatan yang dalam.
Hari kedua, adalah jadwal terpadat, yang diakhiri pengakuan dosa. Kesaksian beberapa peserta mengundang isak tangis penyesalan, kesedihan, dan haru menyatu selama acara ‘camp’.
Malamnya, ada ungkapan kesan yang mendalam dari dua Pastor peserta dari Jambi yang menyatakan CAMP ini luar biasa bukan saja bagi kaum awam tapi juga bagi kaum imam untuk lebih menyadari akan panggilannya.
Hari terakhir, adalah hari terindah, para peserta berkomitmen untuk merubah, memperbaiki cara hidupnya, dan bahkan yang ingin menceraikan istrinya membatalkan niatnya. Misa penutup menjadi agenda akhir dari seluruh rangkaian acara.
Sebagai keluarga besar, Priskat angkatan 16 ini, tetap akan menyelenggarakan acara di hari-hari mendatang. (Bill Toar)