APA kabar orang muda? Pasti luar biasa, ya !

OMK Sathora kembali mengadakan Sathora Youth Conference (SYC) bertajuk “My Body is A Wonderland , one day session, praise and worship. Acara berlangsung di Gedung Orang Tua (OT) Jakarta Barat, 29 Mei 2018, berlangsung pukul 08.30 hingga puikul 15.30 wib.

Michael Ariawan Tandy, koordinator acara, bersinergi bersama dengan kawan-kawan mudanya, berusaha mengupayakan terwujudnya acara ini. Dengan mengundang komunitas-komunitas muda Gereja, mereka memperkenalkan kegiatan yang ada di Sathora kepada remaja dan OMK yang hadir, supaya mereka dapat beraktivitas bersama dengan tujuan positif.

Saat berlangung Perayaan Ekaristi, tidak ketinggalan kaum muda yang tergabung dalam St. Thomas Orchestra & choir, ikut dipercaya mengiringi ordinarium dan lagu pujian lainnya, bersama dengan kelompok vokal Aris & friends, di Misa pembuka acara yang dipimpin oleh RD Paulus Dwi Hardianto.

Di awal pembuka sesi, umat disuguhi dan menikmati lagu yang dipopulerkan John Mayer dengan aransemen melodi yang enak didengar, melalui video.

Panitia SYC sengaja menghadirkan pembicara dari Theology Of The Body InsighT (TOBIT – Teologi Tubuh yang merupakan rangkaian pengajaran atau katekese yang disampaikan oleh Santo Yohanes Paulus II). Mereka membawakan seminar ini dengan gaya yang lebih seru, yang orang muda banget. Ada Violison Martheo, Audrey Susanto, dan Yurika Agustina. Ketiga pewarta ini hadir menjawab undangan OMK Sathora ini,  dan ing in membagikan pengalamannya kepada anak muda yang hadir.

Sesi pertama disampaikan oleh Violison, ia berbagi kisahnya tentang pelayanannya untuk Tuhan.

Sesi kedua dibawakan oleh Audrey Susanto yang membicarakan tentang “Love in Action”.  Ia  menjelaskan perbedaan antara Love dan Lust. Love lebih fokus untuk membahagiakan orang lain.Lust lebih  untuk membahagiakan diri sendiri.  “Orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri cenderung mempunyai lubang dihatinya. Mereka tidak pernah merasa cukup atau bahagia,” ujar Audrey.

Sesi ketiga adalah pewartaan “Theology of The Body”. Yustina memutuskan untuk mewartakan hal ini sebagai pilihan pelayanannya, berdasarkan pengalamannya sebagai konselor dalam sebuah retret penyembuhan di Cikanyere. Pada saat itu, Yustina mengalami masa kelam karena keluarganya broken home. Akhirnya, ia menemukan cinta yang murni di dalam Tuhan. Kini, Yustina memilih menjadi single dan happy dalam pelayanannya.

Paus Johannes Paulus II mengatakan, “ Taking, grabbing and satisfying every desire, will not make you happy.” Ini hanyalah kenikmatan sesaat yang tidak membuat hidupmu bahagia. Man cannot fully himself, except through a sincere gift of himself (Gaudium et Spes ). Kita diberi dorongan seksual, bukan untuk memanfaatkannya tetapi menjadi sebuah kekuatan untuk memberikan kasih.

Kemudian diputarkan sebuah cuplikan video  Santo Petrus Giorgio Frassati,seorang pemuda Katolik yang tidak membiarkan hidupnya mengalir begitu saja.Ia melakukan hal-hal yang luar biasa untuk membantu masyarakat Turin Italia yang miskin dan papa.

“Maka, mintalah kepada Tuhan untuk mengarahkan gairah atau dorongan seksual kita ke arah yang baik, sesuai jalanTuhan,” pesan Yustina kepada anak-anak muda yang hadir.

Acara firman dan pengajaran yang dibawakan oleh tim TOBIT tidak lengkap jika tidak ada sesi doa bareng. Kali ini temen-temen gabungan dari PDOMPKK BISA, Lifeteen Sathora, dan LOJF yang dipercaya menjadi worship leader dan singer menemani tim pendoa dari PDKK Sathora. Ada hadir juga, band S.O.N.G, penampilan kelompok modern dance anak muda, yang menamakan dirinya ARMY.

Acara ini yang tidak cuma seminar, sesi doa, dan hiburan saja, juga ada sesi perkenalan kategorial OMK lainnya, seperti Legio Mariae, PaNen, THS-THM, dan Taize Sathora dan tidak ketinggalan para Misdinar Sathora, yang walaupun tanpa diperkenalkan, mereka sudah terlihat berjejer di sepanjang saat Misa berlangsung, berada di deretan paling depan, mereka sebagai barisan putra-putri altar, yang sudah sangat dikenal umat yang hadir.

OMK itu masa kini dan masa depan Gereja. Makanya, harus jaga diri dengan baik. Doa, sudah, Firman, sudah. Ekaristi, sudah, tapi kurang lengkap kalau tanpa komunitas dan pelayanan. Tiap individu punya minat masing-masing. Dari sekian banyak kelompok kategorial yang ada, pasti ada salah satu yang mendekati untuk menarik minat remaja dan anak muda.

Aktif dalam komunitas rohani membuat kita tidak pernah merasa sendirian saat kita sedang mengalami masa sulit, sekaligus membentuk karakter kita karena pasti ada saja masa jatuh bangun bersama komunitas. Salam Muda ! Venda & @omk_sathora.