Liputan Rabu Abu, misa pertama.
“Manusia berasal dari debu, dan akan kembali menjadi debu.”
Kalimat diatas tak pernah berhenti diulang dan diulang terus oleh Gereja Katolik setiap tahun untuk mengingatkan umatnya. Peringatan ini  ditandai dengan Pemberian Abu di dahi umat, selanjutnya umat Katolik akan menjalani masa Puasa dan Pantang hingga hari Paskah nanti.
Tahun ini Rabu Abu jatuh pada tanggal 6 Maret 2019. Misa pertama dimulai pukul 05.45 WIB di gereja Bojong Indah, dipimpin oleh Rm. Diaz.
Hujan yang turun sejak malam hari, tak menghalangi umat Sathora untuk mengikuti Misa pertama itu. Cukup banyak umat yang hadir.
Rm. Diaz dalam khotbahnya berkata, “Manusia berasal dari debu, dan kembali menjadi debu. Melambangkan betapa rapuhnya kita sebagai manusia.  Hendaknya kita menyadari segala kekurangan dan kelemahan kita ini, dengan bertobat dan memohon ampun kepada Tuhan.
Pantang apa saja yang harus kita ambil?
Segala hal yang kita sukai, misalkan pantang makanan favorit seperti daging, makanan yang manis, atau garam dan rokok.
Di jaman sekarang, ada  beberapa macam pantangan yang baru yaitu pantang gadget bagi mereka yang sudah tak bisa melepaskan tangannya dari gadget.
Pantang nyinyir  bagi orang yang hobinya membicarakan orang lain. Sedangkan dari Mgr. Suharyo ada himbauan lain lagi yaitu pantang plastik dan stirofom.”   Demikian inti khotbah Rm. Diaz.
Umat Katolik yang diwajibkan berpuasa adalah mereka yang berusia 17 hingga 60 tahun.  Puasa secara Katolik adalah makan kenyang hanya satu kali sehari.  Sedangkan yang wajib berpantang, sudah bisa dipraktekkan mulai dari usia 14 tahun.
Khusus satu hari itu, Rabu Abu, umat keluar dari gereja dengan dahi yang dioleskan abu berbentuk salib.
 Sinta.
Foto selengkapnya lihat di Facebook :   klik disini

Surat Gembala Paskah 2019 oleh Uskup Suharyo