CAPTAIN AMERICA
Diawali dengan misa OMK di hari Sabtu sore tanggal 23 Februari 2019, kemudian acara Life Night dilanjutkan di GKP lantai 4.
Dengan penampilannya yang jauh dari bayangan seorang romo. Dia tampil sangat apa adanya, lucu dan riang gembira. Itulah romo Lucky Nikasius.
Mengawali perkenalan dirinya sebagai romo di Gereja San Mare – Bintaro setelah 5 tahun mengabdi di Tanah Papua semenjak listrik belum ada. Keluar dari belantara Papua dengan rambut gondrongnya, mendapat wejangan halus dari Uskup Ignatius, saatnya dia harus merubah penampilan rambutnya tampil pendek dan rapih kembali ke dunia peradaban lagi.
Walaupun sudah berubah, tetap saja umat sering tidak menyadari kehadirannya sebagai romo di lingkungan gereja, dengan beberapa kisahnya yang menggelitik tawa.
Memulai kisah perkembangan agama Katolik pada abad 15 – 16 sehingga terpecah menjadi dua, karena pada jaman itu agama atau surat pengakuan dosa yang dijual dan dananya untuk membangun gereja St Peter Basilica di Roma yang sangat mewah. Terjadi protes yang Protestament oleh Martin Luther, pengikutnya kita kenal dengan nama Kristen Ptotestan.
Oleh karena pengalamannya sering mengunjungi beberapa gereja Kristen, ada hal yang baik dari perubahan itu, yakni mereka dalam beribadah sangat kharismatik dan ekspresif sekali terlihat dari wajah mereka. Beda sekali dengan umat katolik dengan wajah muram menyanyikan lagu gembira pada saat misa. Kita kurang personal touch seperti mereka. Kurang lepas dan bergembira dalam memuji Tuhan. Hanya perlu satu lekukan di wajah sebagai pembawa firman….yaitu sebuah senyuman!
Tentang sosok Captain America dengan memperlihatkan cuplikan film The Winter Soldier ketika Steve Rogers dikepung di dalam lift dan dia melawan dengan tangguh. Demikian juga kita dalam menghadapi tantangan hidup harus dengan berani JANGAN TAKUT !
Menabur banyak kebaikan sedari muda, supaya dapat menuai yang terbaik saat tua nanti.
Hidup selalu berubah, jangan seperti gaya tarian poco-poco….nanti ke depan, mundur lagi. Nanti mengaku dosa, kemudian kembali berbuat dosa lagi.
Kemudian ketika kita diminta romo untuk membaca 2 ayat alkitab yang berbeda antara yang laki dan perempuan di dalam Matius 13:1-9 mengenai Penabur dan Yohanes 15:1-8 tentang Berbuah secara bersamaan sehingga terdengar hiruk-pikuk. Ketika ditanya apakah kamu mendengar ayat yang dibaca pihak lain? Nah…. Seperti itulah kalau kita sibuk sendiri di dalam hidup dan tidak berusaha mendengar suara Tuhan.
Hidup itu kadang kita harus BERUBAH sebelum BERBUAH ! Seperti cuplikan film Steve dalam The First Avenger. Awalnya dia dipilih bukan karena tampilannya yang gagah, tetapi walaupun dengan tubuhnya yang ceking, dia punya kebesaran hati, rela berkorban untuk para sahabatnya demi melindungi mereka dari test granat yang sengaja dilempar oleh komandannya.
Romo Lucky menjelaskan mengapa dia sangat menyukai Filsafat Timur ? Karena penuh kebijakan dan kebajikan di dalamnya. Sementara Filsafat Barat penuh dengan enlightenment.
Dalam pepatah berbahasa mandarin mengatakan bahwa hidup harus dijalankan sebaik-baiknya sesuai profesi dan posisi kita, maka semua akan baik. Di dalam huruf mandarin adalah merupakan tulisan yang bergambar dimana ada kebijakan di dalamnya seperti bakti seorang anak terhadap orangtuanya. Tentang ajaran Konghucu yang baik di dalam keluarga.
Sebagai penutup romo membagikan 3 kata yang bisa membuat hidup kita bahagia….Sin se ….San se…..Mana se*
…………………………………………………………
- Sin se = Sini senang
- San se = Sana senang
- Mana se = Mana senang